Minggu, 25 Oktober 2015

SISTEM PERNAFASAN

2.1. Sistem Pernafasan
2.1.1. Anatomi Paru
 Paru manusia terbentuk setelah embrio mempunyai panjang 3 mm.
pembentukan paru dimulai dari sebuah groove yang berasal dari foregut. Selanjutnya
pada groove ini terbentuk dua kantung yang dilapisi oleh suatu jaringan yang disebut
primary lung  but.
 Bagian proksimal foregut membagi diri menjadi dua, yaitu esophagus dan
trakea. Pada perkembangan selanjutnya trakea akan bergabung dengan primary lung
bud. Primary lung bud merupakan cikal bakal bronki dan cabang-cabangnya.
Bronchial tree terbentuk setelah embrio berumur 16 minggu, sedangkan alveoli baru
berkembang setelah bayi lahir dan jumlahnya terus meningkat hingga anak berumur 8
tahun. Ukuran alveoli bertambah besar sesuai dengan perkembangan dinding toraks.
Jadi, pertumbuhan dan perkembangan paru berjalan terus menerus tanpa terputus
sampai pertumbuhan somatic berhenti.
2.1.2. Pengertian Pernafasan
 Pernafasan atau respirasi adalah menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung
karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Sisa respirasi
berperan untuk menukar udara ke permukaan dalam paru-paru. Udara masuk dan
menetap dalam sistem pernafasan dan masuk dalam pernafasan otot sehingga trakea
dapat melakukan penyaringan, penghangatan dan melembabkan udara yang masuk,juga melindungi organ lembut. penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan
disebut  ekspirasi.
(11)

2.1.3. Saluran Pernafasan
 Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu
(10)
 : 
1. Zona Konduksi
Zona konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan,
serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan
dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses
pembentukan suara. Zona konduksi terdiri dari hidung, faring, trakea,
bronkus, serta bronkioli terminalis.
a. Hidung
Rambut, zat mucus serta silia yang bergerak kearah faring berperan
sebagai system pembersih pada hidung. Fungsi pembersih udara ini juga
ditunjang oleh konka nasalis yang menimbulkan turbulensi aliran udara
sehingga dapat mengendapkan partikel-partikel dari udara yang seterusnya
akan diikat oleh zat mucus. System turbulensi udara ini dapat
mengendapkan partikel-partikel yang berukuran lebih besar dari 4 mikron.
b. Faring
Faring merupakan bagian kedua dan terakhir dari saluran pernapasan
bagian atas. Faring terbagi atas tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring,
serta laringofaring.
c. Trakea
Trakea berarti pipa udara. Trakea dapat juga dijuluki sebagai eskalator-
muko-siliaris karena silia pada trakea dapat mendorong benda asing yang
terikat zat mucus kearah faring yang kemudian dapat ditelan atau
dikeluarkan. Silia dapat dirusak oleh bahan-bahan beracun yang
terkandung dalam asap rokok. 
d. Bronki atau bronkioli
Struktur bronki primer masih serupa dengan struktur trakea. Akan tetapi
mulai bronki sekunder, perubahan struktur mulai terjadi. Pada bagian
akhir dari bronki, cincin tulang rawan yang utuh berubah menjadi
lempengan-lempengan. Pada bronkioli terminalis struktur tulang rawan
menghilang dan saluran udara pada daerah ini hanya dilingkari oleh otot
polos. Struktur semacam ini menyebabkan bronkioli lebih rentan terhadap
penyimpatan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Bronkioli mempunyai silia dan zat mucus sehingga berfungsi sebagai
pembersih udara. Bahan-bahan debris di alveoli ditangkap oleh sel
makrofag yang terdapat pada alveoli, kemudian dibawa oleh lapisan
mukosa dan selanjutnya dibuang.
2. Zona Respiratorik
Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan.
Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi dalam alveoli. Selain struktur
diatas terdapat pula struktur yang lain, seperti bulu-bulu pada pintu masuk
yang penting untuk menyaring partikel-partikel yang masuk. Sistem
pernafasan memiliki sistem pertahanan tersendiri dalam melawan setiap bahan
yang masuk yang dapat merusak.

Sistem saluran pernafasan
Adapun fungsi pernapasan, yaitu
(11)
 : 
1. Mengambil oksigen yang kemudian dibawa oleh darah keseluruh tubuh (sel-
selnya) untuk mengadakan pembakaran
2. Mengeluarkan karbon dioksida yang terjadi sebagai sisa dari pembakaran,
kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru untuk dibuang (karena tidak
berguna lagi oleh tubuh)
3. Melembabkan udara.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara darah dan udara berlangsung
di alveolus paru-paru. Pertukaran tersebut diatur oleh kecepatan dan di dalamnya
aliran udara timbal balik (pernapasan), dan tergantung pada difusi oksigen dari
alveoli ke dalam darah kapiler dinding alveoli. Hal yang sama juga berlaku untuk gas
dan uap yang dihirup. Paru-paru merupakan jalur masuk terpenting dari bahan-bahan
berbahaya lewat udara pada paparan kerja.
(12)

Proses dari sistem pernapasan atau sistem respirasi berlangsung beberapa
tahap, yaitu :
1. Ventilasi, yaitu pergerakan udara ke dalam dan keluar paru
2. Pertukaran gas di dalam alveoli dan darah. Proses ini disebut pernapasan luar
3. Transportasi gas melalui darah
4. Pertukaran gas antara darah dengan sel-sel jaringan. Proses ini disebut pernapasan dalam
5. Metabolisme penggunaan O
disebut juga pernapasan seluler.
2.1.5. Mekanika Pernapasan
2
 di dalam sel serta pembuatan CO
Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu
1. Menarik napas (inspirasi)
2. Menghembus napas (ekspirasi)
(11)
 : 
Bernapas berarti melakukan inspirasi dan ekskresi secara bergantian,
teratur, berirama dan terus menerus. Bernapas merupakan gerak reflek yang terjadi
pada otot-otot pernapasan. Reflek bernapas ini diatur oleh pusat pernapasan yang
terletak di dalam sumsum penyambung (medulla oblongata).
Oleh karena seseorang dapat menahan, memperlambat atau mempercepat
napasnya, ini berarti bahwa reflex napas juga di bawah pengaruh korteks serebri.
Pusat pernapasan sangat peka terhadap kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah
dan kekurangan oksigen dalam darah.
(11)

Inspirasi merupakan proses aktif, disini kontraksi otot-otot inspirasi akan
meningkatkan tekanan di dalam ruang antara paru-paru dan dinding dada (tekanan
intraktorakal).
(13)
 Inspirasi terjadi bila mulkulus diafragma telah dapat rangsangan
dari nervus prenikus lalu mengkerut datar. Muskulus interkostalis yang letaknya
miring, setelah dapat dapat rangsangan kemudian mengkerut datar. Dengan demikian
jarak antara stenum (tulang dada) dan vertebrata semakin luas dan lebar. Rongga dada
membesar maka pleura akan tertarik, dengan demikian menarik paru-paru maka
tekanan udara di dalamnya berkurang dan masuklah udara dari luar. merupakan proses pasif yang tidak memerlukan konstraksi otot untuk menurunkan
intratorakal.
(13)
 Ekspirasi terjadi apabila pada suatu saat otot-otot akan kendur lagi
(diafragma akan menjadi cekung, muskulus interkoatalis miring lagi) dan dengan
demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi
proses respiras.
(11)

2.1.6. Penyebab-penyebab Utama Penyakit Pernapasan.
Sebab-sebab utama penyakit pernapasan, yaitu
(12)
 :
1. Mikroorganisme pathogen yang mampu bertahan terhadap fagositosis
2. Partikel-partikel mineral yang menyebabkan kerusakan atau kematian
makrofag yang menelannya, sehingga menghambat pembersihan dan
merangsang reaksi jaringan
3. Partikel-partikel organic yang merespons imun
4. Kelebihan beban system akibat paparan teru-menerus terhadap debu
espirasi berkadar tinggi yang menumpuk disekitar saluran napas terminal.
Stimulasi saluran napas berulang (bahkan mungkin juga oleh partikel-
partikel inert), menyebabkan penebalan dinding bronki, meningkatkan sekresi
mucus, merendahkan ambang reflex penyempitan dan batuk, meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi pernapasan dan gejala-gejala asmatik.
2.1.7. Tanda-tanda dan Gejala Gangguan Pernapasan
Gangguan pada saluran pernapasan ditandai dengan gejala-gejala, yaitu :
1. Gejala Lokal
a. Batuk
Batuk merupakan gejala paling umum dari penyakit pernapasan.
Rangsangan yang biasanya menimbulkan batuk adalah rangsangan mekanik, kimia
dan peradangan. Inhalasi debu, asap dan benda asing kecil merupakan penyebab
paling sering dari batuk.
b. Sputum (dahak)
Orang dewasa membentuk sputum sekitar 100 ml dalam saluran napas
setiap hari, sedangkan dalam keadaan saluran napas terganggu biasanya sputum
yang dihasilkan melebihi 100 ml per hari.
c. Dispnea
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas dan merupakan
gejala utama dari penyakit kardiopulmonar.
d. Nyeri Dada
Ada berbagai penyebab nyeri dada, tetapi yang paling khas dari penyakit
paru adalah akibat radang pleura ( pleuritis). Umumnya pleuritis terjadi mendadak,
tetapi juga timbul secara bertahap.
2. Gejala Umum 
Gejala-gejala yang disebut di atas bersifat setempat. Beberapa penyakit 
memberi juga gejala umum, seperti suhu badan meninggi, pusing, tidak suka makan,
rasa lesu/lemah, keringat dingin dan sebagainya. Masalah pernapasan pada pekerja
di tempat pengolahan telah dikenal selama 2 dekade ini. Gejala-gejala dada akut
seperti batuk, sesak, dada terasa berat dan iritasi saluran napas atas muncul pada saat
kerja biasa.
8. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Gangguan Paru
Debu, aerosol dan gas iritan merupakan parikel yang menyebabkan gangguan
saluran pernapasan. Faktor lain yang menyebabkan timbulya gangguan paru adalah
kebiasaan merokok, keturunan, perokok pasif , polusi udara dan riwayat infeksi
pernapasan sewaktu kecil.
Umur merupakan salah satu yang mempunyai resiko tinggi terhadap
gangguan paru terutama yang berumur 40 tahun keatas, dimana kualitas paru dapat
memperburuk dengan cepat. Menurut penelitian Juli Soemirat dan kawan-kawan,
mengungkapkan bahwa umur berpengaruh terhadap perkembangan paru-paru.
Semakin bertambahnya umur maka terjadi gangguan fungsi paru dalam tubuh.
Menurut Rosbinawati (2002) ada hubungan yang bermakna secara statistik antara
umur dengan gejala gangguan pernapasan. Faktor umur berperan penting dengan
kejadian penyakit dan gangguan kesehatan. Hal ini merupakan konsekuensi adanya
hubungan faktor umur dengan potensi kemungkinan untuk terpapar terhadap suatu
sumber infeksi, tingkat imunitas kekebalan tubuh, aktivitas fisiologis berbagai
jaringan yang mempengaruhi perjalanan penyakit seseorang. Bermacam-macam
perubahan biologis berlangsung seiring dengan bertambahnya usia dan ini akan
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam bekerja. 
Masa kerja penting diketahui untuk melihat lamanya seseorang terpajan degan
debu, aerosol dan gas iritan. Menurut hasil penelitian Rosbinawati (2002)
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan pernapasan, maka semakin lama masa kerja seseorang semakin lama terpajan dengan
debu, aerosol, dan gas iritan sehingga semakin mengganggu kesehatan paru.
Merokok merupakan faktor pencetus timbulnya gangguan pernapasan, karena
asap rokok yang terhisap dalam saluran nafas akan mengganggu lapisan mukosa
saluran nafas. Dengan demikian akan menyebabkan munculnya gangguan dalam
saluran nafas. Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur jalan nafas.
Perubahan struktur jalan nafas besar berupa hipertrofi dan hyperplasia kelenjar
mucus. Sedangkan perubahan struktur jalan nafas kecil bervariasi, hyperplasia sel
goblet dan penumpukan secret intraluminar. Perubahan struktur karena merokok
biasanya dihubungkan dengan perubahan/kerusakan fungsi. Perokok berat dikatakan
apabila menghabiskan rata-rata dua bungkus rokok sehari, memiliki resiko
memperpendek usia harapan hidupnya 0,9 tahun lebih cepat ketimbang perokok yang
menghabiskan 20 batang sigaret sehari.
Alat pelindung diri adalah pelengkapan yang dipakai untuk melindungi
pekerja terhadap bahaya yang dapat mengganggu kesehatan yang ada di lingkungan
kerja. Alat yang dipakai disini untuk melindungi sistem pernapasan dari partikel-
partikel berbahaya yang ada di udara yang dapat membahayakan kesehatan.
Perlindungan terhadap system pernapasan sangat diperlukan terutama bila tercemar
partikel-partikel berbahaya, baik yang berbentuk gas, aerosol, cairan, ataupun
kimiawi. Alat yang dipakai adalah masker, baik berupa dari kain, kertas wol, atau
fiberglas.

2.2. Amoniak
 Amoniak adalah gas yang tidak bewarna dengan bau yang kuat, dan rumus
kimianya NH3. Amoniak merupakan bahan kimia korosif yang dapat menyebabkan
iritasi pada saluran pernafasan dan paru-paru serta dapat membakar kulit dan mata
dan dapat menyebabkan kerusakan tetap.
 Amoniak dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan yaitu hidung, mulut
dan kerongkongan yang dapat menyebabkan batuk dan bersin. Menghirup amoniak
dapat membuat iritasi paru menyebabkan batuk dan pernafasan pendek serta beresiko
terkena bronkitis.
Dampak yang lebih besar akibat terhirup gas amoniak dapat
menyebabkan pembentukan cairan dalam paru (edema paru), keadaan medis darurat,
dengan nafas pendek yang parah.
Amoniak banyak digunakan dalam industri karet, pupuk, plastik, tekstil,
deterjen dan pestisida. Bahan kimia ini termasuk dalam daftar substansi yang
membahayakan kesehatan karena bahan kimia ini adalah korosif.
penelitian yang telah dilakukan menyatakan bahwa pemajanan amoniak pada kadar
rendah secara kronik dapat mengakibatkan gangguan paru berupa gangguan restriktif,
yang merupakan suata indikasi adanya penyakit paru (encyclopedia).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar