Senin, 26 Oktober 2015

SISTEM IMUN

Sistem Imun

Sistem imun adalah sistem yang membentuk kekebalan tubuh dengan menolak berbagai benda asing yang masuk ke tubuh.
 Fungsi sistem imun:
1) Pembentuk kekebalan tubuh.
2) Penolak dan penghancur segala bentuk  benda asing yang masuk ke dalam tubuh.
3) Pendeteksi adanya sel abnormal, infeksi dan  patogen yang membahayakan.
4) Penjaga keseimbangan komponen dan fungsi tubuh.

 Kekebalan tubuh dibentuk secara:
1) Kekebalan bawaan (innate immunity) Yaitu kekebalan diturunkan dan ada sejak lahir. Kekebalan bawaan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu yang cepat.
2) Kekebalan adaptif (acquired immunity) Yaitu kekebalan yang didapatkan dari  pengenalan tubuh terhadap antigen. Kekebalan adaptif melakukan respon imun  spesifik dalam waktu yang lambat.
Respon imun adalah cara tubuh merespon masuknya antigen ke dalam tubuh.
 Respon imun terbagi menjadi:
1) Respon imun non-spesifik, tidak membeda-bedakan antigen yang diserang.
2) Respon imun spesifik, menyerang antigen tertentu dan dapat mengenali kembali jika sewaktu-sewaktu antigen yang sama menyerang kembali. 
 Komponen utama sistem imun yang paling utama adalah bagian lapisan pertahanan ketiga, yaitu leukosit.
 Sistem limfa tersusun atas organ-organ limfatik yang terdiri dari dua, yaitu:
Organ limfatik primer
1) Sumsum tulang, menghasilkan limfosit.
2) Timus, tempat pematangan limfosit dari sumsum tulang.
Organ limfatik sekunder
1) Nodus limfa, adalah titik di sepanjang pembuluh limfa yang memiliki ruang (sinus) yang mengandung limfosit dan makrofag. Nodus limfa berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme.
2) Limpa/spleen, fungsinya membuang antigen dalam darah dan menghancurkan eritrosit yang sudah tua.
3) Tonsil, fungsinya memerangi infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring.
 Berdasarkan granula pada plasma, leukosit
terbagi menjadi:
1) Leukosit granulosit, yaitu leukosit yang plasmanya bergranula, yaitu neutrofil, eosinofil dan basofil.
2) Leukosit agranulosit, yaitu leukosit yang plasmanya tidak bergranula, yaitu monosit, limfosit B dan limfosit T.
B. KEKEBALAN DI TURUNKAN
alergi, inflamasi,  leukemia, fasepenyembuhan  infeksi
 Kekebalan diturunkan (innate immunity) adalah kekebalan yang ada sejak lahir, dan melakukan respon imun non-spesifik dalam waktu cepat.
 Komponen-komponen kekebalan diturunkan:
1) Kulit (fisik dan mekanik)
Tersusun atas keratin yang sulit ditembus antigen. Selain itu, terdapat rambut dan pada saluran pernapasan terdapat silia.
2) Membran mukosa (kimiawi)
Membran mukosa menghasilkan enzim  lisozim yang mengkatalisis penghancuran antigen yang masuk ke tubuh.
Enzim lisozim terkandung dalam:
Sekret Tempat
minyak dankeringat alergi, inflamasi,menghasilkan  histamin (melawan alergen) dan heparin  kulit dan membran mukosa  air mata mata ludah mulut lendir saluran pernapasan
3) Bakteri alami (biologis)
Pada tubuh manusia, hidup berbagai macam  bakteri alami yang apatogen. Bakteri alami tersebut akan menghambat perkembangan bakteri patogen yang masuk ke tubuh.
4) Sel fagosit
Sel fagosit terdiri atas neutrofil, monosit dan  makrofag. Sel fagosit menghancurkan antigen dengan mekanisme fagositosis.
5) Protein antimikroba (komplemen)
Adalah protein yang dihasilkan hati dan  mengalir dalam darah. Protein antimikroba menempel pada membran sel mikroba agar:
1. Sel asing mengalami lisis (apoptosis).
2. Sel fagosit mudah mengenali mikroba.
3. Merangsang fagosit untuk lebih aktif.
(mencegah pembekuan darah) Tulang sumsum  fagositosis (makrofag di  jaringan)
6) Interferon
Interferon adalah protein yang dihasilkan sel tubuh yang diserang virus. Interferon berfungsi memperingatkan sel lain  di sekitarnya akan bahaya suatu antigen. Interferon mampu menghambat jumlah sel  yang terinfeksi, karena mengubah sel di sekitarnya menjadi tidak dikenali antigen.
7) Sel natural killer (NK)
Adalah leukosit yang berjaga di sistem  peredaran darah dan limfatik. Sel ini mampu melisis sel kanker dan sel terinfeksi virus.
8) Respon inflamasi
Adalah peradangan jaringan yang merupakan reaksi cepat terhadap kerusakan.

Fungsi inflamasi:
1. Membunuh antigen yang masuk.
2. Mencegah penyebaran infeksi.
3. Mempercepat proses penyembuhan.
Penyebab inflamasi adalah karena
dihasilkannya histamin oleh sel tiang (mast cell) dan kemokin oleh sel fagosit di jaringan (makrofag), yang menyebabkan:
Tanda Sebab
Warna merah vasodilatasi  Panas aliran darah cepat Peradangan cairan jaringan meningkat  Rasa sakit pelepasan zat kimia dan  tertekannya sel-sel saraf
 Kinerja respon imun non-spesifik:
1) Jaringan yang terluka mengirim sinyal melalui pembentukan histamin dan kemokin.
2) Histamin akan menyebabkan vasodilatasi dan menyebabkan plasma darah, trombosit, dan protein antimikroba dilepas ke jaringan.
3) Kemokin akan memanggil neutrofil dan monosit lebih banyak dari peredaran darah untuk melakukan fagositosis.
C. ANTI GEN DAN ANTI BODI 
 Antigen adalah segala bentuk molekul yang dianggap oleh tubuh sebagai benda asing.
 Limfosit mengetahui asing atau tidaknya suatu molekul melalui protein penanda yang disebut
 MHC (Major Histocompatibility Complex).
 Molekul MHC adalah protein yang terdapat pada membran sel di tubuh yang dianggap tidak asing. Suatu antigen yang tidak mengandung molekul MHC akan dianggap asing.
 Macam-macam molekul MHC:
1) Molekul MHC kelas I, ditemukan di sel-sel  tubuh, kecuali eritrosit.
2) Molekul MHC kelas II, ditemukan di sel limfosit T, limfosit B dan makrofag.
 Limfosit mengenali antigen karena dapat  berikatan pada epitop antigen.
 Secara umum, antigen spesifik limfosit adalah:
1) Limfosit B, reseptornya mengenali:
a. Antigen uniselular atau prokariotik,  misalnya virus dan bakteri.
b. Antigen utuh.
2) Limfosit T,  reseptornya mengenali:
a. Antigen multiselular atau eukariotik,  misalnya jamur, cacing parasit, darah transfusi, sel atau organ transplantasi.
b. Antigen berupa fragmen.
 Antibodi adalah protein yang menempel pada  limfosit B dan dapat mengenali antigen spesifik. Antibodi disebut juga immunoglobin (Ig) karena mengandung protein γ-globulin.
 Kelas-kelas antibodi:
Kelas Letak Fungsi
1) Aglutinasi/presipitasi, penggumpalan antigen.
2) Netralisasi/detoksifikasi, penetralan toksin  yang dihasilkan antigen.
3) Opsonisasi, penandaan patogen/sel  terinfeksi oleh protein komplemen sebagai sinyal kimiawi.
4) Fagositosis, penghancuran patogen/sel terinfeksi.
D. KEKEBALAN DI DAPATI 
 Kekebalan didapati (acquired immunity) adalah kekebalan yang dibentuk tubuh setelah mengenali suatu antigen, dan melakukan respon imun spesifik dalam waktu lambat.
 Komponen-komponen kekebalan didapati dilakukan oleh sel-sel limfosit B (antibodymediated
 Pembentukan kekebalan humoral (antibodymediated immunity) dilakukan setelah respon
imun non-spesifik berhasil dilakukan.
 Kekebalan humoral dibentuk dari pembentukan antibodi oleh sel limfosit B.
1) Fragmen antigen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel fagosit.
2) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel fagosit untuk diambil pesannya oleh sel T helper melalui molekul MHC kelas II.
3) Pesan mengenai fragmen antigen kemudian dikirimkan oleh sel T helper kepada sel B.
 Sel limfosit B akan membentuk kekebalan humoral dengan membelah diri.
 Macam-macam sel limfosit B:
1) Sel B plasma, mensekresikan antibodi.
2) Sel B memori, mengingat antigen spesifik  yang pernah menyerang tubuh.
3) Sel B pembelah, menambah jumlah sel-sel limfosit B dari pembelahan.   
 Respon imun pada kekebalan humoral:
1) Respon imun primer
Dilakukan dengan aktivasi sel B ke tempat yang terinfeksi, lalu membelah membentuk populasi (klon), dan mensekresikan antibodi bersama-sama, yang kemudian mati ketika infeksi berakhir.
2) Respon imun sekunder
Dilakukan sewaktu infeksi ulang dengan aktivasi satu sel B memori yang membentuk klon, dan mensekresikan antibodi spesifik bersama-sama.
Pembentukan kekebalan diperantarai sel dilakukan jika respon imun non-spesifik gagal menahan antigen masuk ke tubuh.
 Kekebalan diperantarai sel dibentuk dari mekanisme penghancuran antigen  oleh sel limfosit T.
1) Antigen yang lolos dari sel fagosit akan difagositosis oleh sel-sel tubuh.
2) Fragmen yang telah difagositosis tidak dicerna oleh sel-sel tubuh.
3) Fragmen tersebut kemudian ditampilkan pada sel tubuh untuk diambil pesannya oleh sel T sitotoksik melalui molekul MHC kelas I.
 Sel limfosit T akan membentuk kekebalan diperantarai sel dengan melisis sel tubuh yang diserang sehingga mengalami apoptosis. Kekebalan ini tidak menghasilkan antibodi.
 Macam-macam sel limfosit T:
1) Sel T memori, diprogram untuk mengingat  dan mengenali antigen spesifik apabila menyerang tubuh sewaktu-waktu.
2) Sel T helper, mengontrol pembelahan sel B, pembentukan antibodi dan aktivasi sel T.
3) Sel T killer (sitotoksik), melisis sel tubuh yang diserang antigen.
4) Sel T supresor, menurunkan respon imun yang lebih dari cukup.
 Respon imun primer dan sekunder yang dilakukan limfosit T sama dengan cara yang dilakukan limfosit B, namun tidak menggunakan antibodi.
E. KEKEBALAN AKTI F DAN PASI F

 Kekebalan aktif adalah kekebalan yangdikembangkan oleh tubuh sendiri.
 Kekebalan pasif adalah kekebalan yang dibuatpada tubuh organisme lain.
 Perbedaan kekebalan aktif dan pasif:
Perbedaan Aktif Pasif
ingatan imunologis dapat contoh alami contoh buatanmengingat tidak dapat mengingat antibodi yangdibentuk setelah infeksi  vaksinasi atau imunisasi antibodi dari ibu saat dalam kandungan  penyuntikan antibodi dari luar
 Vaksinasi atau imunisasi adalah pemberian vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh.
 Vaksin adalah antigen yang telah lemah atau hilang patogenitasnya dan dapat merangsang ingatan imunologis dan antibodi secara alami.
 Vaksin dibuat dari:
1) Mikroorganisme yang dimatikan.
Contoh: bakteri penyebab batuk rejan.
2) Strain antigen yang dilemahkan.
Contoh: virus Rubella yang dilemahkan, vaksin BCG, vaksin sabin.
3) Strain antigen yang hilang patogenitasnya
karena diisolasi.
Contoh: virus influenza.
4) Fragmen antigen yang direkayasa genetik.
Contoh: penyisipan gen virus hepatitis B ke dalam plasmid bakteri yang selanjutnya menghasilkan antigen.
5) Toksin antigen yang dimodifikasi.
Contoh: vaksin dipteri dan tetanus.




F. PENGGOLONGAN DARAH
 Penggolongan darah dapat didasarkan oleh:
1) Sistem ABO, dipengaruhi faktor antigen dan antibodi darah.
2) Sistem Rhesus, dipengaruhi faktor antigen protein Rhesus.
 Aglutinogen adalah antigen yang menempel di permukaan eritrosit.
 Aglutinin adalah antibodi yang terdapat pada plasma darah yang akan bereaksi dengan aglutinogen yang berbeda dari aglutinogen yang terdapat pada darah. Hal ini akan menyebabkan aglutinasi.

Donor universal adalah golongan darah O karena dapat memberikan darahnya ke seluruh golongan darah.  Resipien universal adalah golongan darah AB karena dapat menerima darah dari seluruh golongan darah. Pada kenyataannya, transfusi darah dari golongan darah berbeda sangat dihindari, karena menimbulkan resiko yang besar.
G. GANGGUAN PADA SI STEM I MUN
 Beberapa penyakit dan kelainan pada sistemimun manusia:
1) Alergi (hipersentivitas), yaitu respon imun
tubuh berlebih terhadap alergen (benda asing dan antigen) baik yang membahayakan maupun tidak.  Alergi di negara berkembang umumnyadipicu debu yang dihasilkan tungau,sedangkan di negara maju dipicu serbuk sari. Gejala yang ditimbulkan alergi misalnya ruam, hidung berlendir, mata berair danbersin.
2) Anapylactic shock, yaitu alergi tingkat tinggi, dimana seluruh bagian tubuh mengalami inflamasi.
3) Defisiensi imun, yaitu tidak bekerja atau terganggunya salah satu atau seluruh komponen sistem imun. Contoh:
SCID (Severe Combined Immunodeficiency),  adalah kegagalan imunitas humoral dan imunitas diperantarai sel untuk bekerja.
AIDS (Acquired Immunodeficiency Virus), yaitu penyakit yang disebabkan oleh HIV yang menyerang sel T helper yang menurunkan kekebalan tubuh, sehingga rentan terkena penyakit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar